Multilayer film

case: double layer menggunakan inner material HD film grade 35 micron, dan outer LLDPE 15 micron.
Apabila menggunakan die LLDPE maka "Blow up ratio" menjadi rendah dan strength juga menurun.
kemudian dicoba untuk menggunakan die HDPE.

bahan campuran:
(HD monofilament/LLDPE film)=1:1 --> poor film strength
(HD film/LLDPE film)=5:3 --> tidak bisa bercampur homogen
(HD film/(LLDPE/LDPE=4:1)=5:3 --> tidak bisa bercampur homogen
(HD film/(HDPE/LLDPE=2:1)=5:3 --> Good

Perhitungan MI campuran

Berikut kami berikan contoh perhitungan mencari MI mixing.
contoh:
1. Diketahui:
X1 = 7 zak = 175 kg
X2 = 3 zak = 75 kg
MI1 = 0.26 gr/10min
MI2 = 0.76 gr/10min
2. Ditanyakan berapa MI mix?
3. Jawab:

X1 + X2 = X mix
175 kg + 75kg =250 kg
log 0.26 = - 0.5850
log 0.76 = - 0.1192

Rumus: Xmix . log MI mix = X1. log MI1 + X2. log MI2

250 . Log MI mix = 175 . log 0,26 + 75 . Log 0,76
250 . Log MI mix = 175 . (-0,5850) + 75 . (-0,1192)
250 . Log MI mix = (-102,38) + (-8,9390)
250 . Log MI mix = (-111,319)
Log MI mix = (-111,319)/250 = (-0.4453)
MI mix = 0.36

Jadi MI mix akhir = 0.36 gr/10 min

MI Separation (z)

Apabila ada 2 material PE akan dicampur dengan sistem pencampuran kering, maka perlu dilihat MI separation dengan perhitungan spt dibawah ini

z=log MI2/MI1

jika:

z<1.0 Kedua material PE tsb mudah bercampur dengan homogen.
z>1.0 Kedua material PE tersebut sulit untuk bercampur dg homogen.

Kromatografi

Kromatografi adalah alat untuk mengetahui kandungan suatu senyawa didalam campuran.
Prinsip kerja kromatografi adalah pemisahan dua atau lebih senyawa dalam satu campuran berdasarkan perbedaan berat molekulnya.

Berdasarkan perbedaan fase-nya alat kromatografi dibagi menjadi 2 macam:
1. Kromatografi gas (GC-Gas Cromatography)
Dipakai untuk menganalisa campuran yang berupa cairan yang mudah menguap (BM rendah)

2. Kromatografi cair (HPLC-High Performance Liquid Cromatography)
Dipakai untuk menganalisa campuran yang berupa cairan yang sulit menguap (BM tinggi)

Katalis Residu

Produktivitas katalis yang besar saat polimerisasi PE mengakibatkan residu katalis didalam resin PE tersebut menjadi kecil, dan ini bisa diidentifikasi dengan analisa kadar abu pada resin produk tsb.
Akibatnya untuk menetralkan sisa katalis yang ada dalam produk diperlukan additive penetral katalis dalam jumlah yang kecil.

Additive penetral katalis yang banyak digunakan adalah logam-logam stearate misalnya, Zn Stearate yang banyak dipakai untuk produk LLDPE karena mempunyai titik leleh (melting Point) yang kecil, sedang untuk produk HDPE banyak digunakan Ca St.

HDPE Injection grade

PE grade injeksi dengan Density (kerapatan) yang tinggi menyebabkan naiknya nilai shrinkage yang tinggi pula.

Sedang kenaikan MWD (distribusi berat molekul) menyebabkan gloss produk menjadi turun, tekanan injeksi lebih bagus dan cenderung lebih warpage.

Hal tersebut tidak ditemui pada PP grade injeksi.
PP mempunyai density yang rendah sehingga shrinkage-nya lebih kecil dibandingkan dengan LLD/HDPE.
Karena itu PP injeksi banyak dipakai untuk aplikasi yang membutuhkan akurasi tinggi misalnya tutup botol berulir, selain itu untuk penggunaan pallet diperlukan material dengan shrinkage yang rendah agar potongan bagiannya bisa pas saat dilas.

Dalam dunia industri PP dan HDPE grade injeksi bisa saling menggantikan meskipun ada pertimbangan2 spt tsb diatas, tetapi yang lebih penting adalah masalah harga dimana PP relatif tinggi dibanding HDPE.